2 ANTARA MANUSIA DAN AGAMA
URAIAN
Hakikat Manusia Menurut islam
• Manusia adalah materi/benda, dan Allah meniupkan ruh pada manusia sebagai rahasia kehidupan. Pergerakan manusia juga bersifat
materi yang bisa diindera secara langsung.
ÙˆَÙŠَسْØ£َÙ„ُونَÙƒَ عَÙ†ِ الرُّÙˆØِ Ù‚ُÙ„ِ الرُّÙˆØُ Ù…ِÙ†ْ Ø£َÙ…ْرِ رَبِّÙŠ ÙˆَÙ…َا Ø£ُوتِيتُÙ…ْ Ù…ِÙ†َ الْعِÙ„ْÙ…ِ Ø¥ِÙ„َّا Ù‚َÙ„ِيلًا
"Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh, katakanlah 'ruh itu merupakan urusan Tuhanku, dan kalian tidak diberikan
pengetahuan tentangnya melainkan hanya sedikit". (QS. Al-Isra: 85)
• Kesalahan seputar pendapat jasmani dan rohani pada manusia, yang berawal dari kekeliruan ide filsafat.
• Manusia beraktivitas hanya untuk memenuhi potensi hidupnya berupa kebutuhan jasmani dan naluri, lalu Allah SWT. membekalinya
akal yang mempunyai kemampuan untuk berfikir dan menghukurni sebuah realita sehingga manusia bisa memilih tentang aktivitas
yang akan dilakukannya.
POTENSI KEHIDUPAN MANUSIA
• Manusia beraktivitas hanya untuk memenuhi potensi hidupnya berupa kebutuhan jasmani dan naluri, lalu Allah SWT. membekalinya
akal yang mempunyai kemampuan untuk berfikir dan menghukurni sebuah realita sehingga manusia bisa memilih tentang aktivitas
yang akan dilakukannya.
1. NALURI
• Naluri (insting/gharizah) adalah potensi manusia yang mendorongnya untuk cenderung mengambil atau meninggalkan sesuatu
(benda maupun perbuatan). Keberadaannya bersifat pasti ada pada manusia dengan melihat berbagai penampakan dari naluri tersebut.
Karena banyaknya penampakan naluri, muncullah kekeliruan dalam mengidentifikasi pengelompokan jenis naluri. Sebagian ilmuwan
dan intelektual Barat berpendapat bahwa naluri yang pada manusia jumlahnya ada ratusan bahkan ribuan.
• Setelah meneliti berbagai penampakan dari naluri, ditemukan bahwa dari banyaknya penampakan tersebut bisa dikelompokan
menjadi tiga jenis:
1. Naluri mempertahankan diri (gharizah baqa')
Ialah naluri yang mengantarkan pada aktivitas-aktivitas untuk menjaga kelangsungan hidup manusia sebagai individu. Seperti: rasa
takut, berani, ingin memiliki, mempertahankan hak milik, cinta tanah air, kekuasaan, cinta golongan, cinta kehormatan dll
2. Naluri seksual/ kasih sayang (gharizah nau')
Ialah naluri yang akan mengantarkan pada aktivitas-aktivitas untuk menjaga kelangsungan hidup manusia sebagai suatu spesies
manusia. Seperti: menyukai lawan jenis, sifat keibuan atau kebapaan, menyayangi orang tua, kasih sayang sesama manusia, dll.
3. Naluri beragama (gharizah tadayyun)
Ialah naluri yang mengantarkan pada kecenderungannya untuk mensucikan sesuatu, baik Allelı SWT atau yang lain.
• Ketiga naluri ini tidak bisa dihilangkan baik oleh dirinya maupun oleh orang lain karena sudah menjadi karakteristik yang melekat
pada manusia. Sedangkan penampakan bukanlah karakteristik manusia, tetapi reaksi yang timbul dari adanya naluri. Hanya saja,
pemenuhan sebagian naluri bisa dialihkan pada naluri yang lain, misalnya penampakan cinta pada istri bisa dialihkan pada cinta
kepada ibunya, atau penyembahan pada berhala bisa dialihkan pada penyembahan hanya kepada Allah SWT. Kuat dan lemahnya
naluri berlainan antara satu manusia dengan yang lain, hal ini karena mengikuti pengaruh eksternal, usia maupun pemahamannya.
Perbedaan ini akan menjadikan sebagian manusia akan melakukan aktivitas yang tidak dilakukan manusia lain.
• Naluri muncul karena fakta dari luar (eksternal) yang diinderanya, misalnya: ketika melihat rumah mewah, muncul keinginan untuk
memilikinya (gharizah baqa'), atau ketika melihat perempuan shalihah nan cantik, muncul rasa/keinginan untuk menikahinya,
(gharizah nau'), juga ketika melihat ciptaan Allah, muncul kekaguman serta keinginan untuk mensucikan-Nya (gharizah tadayyun).
2. KEBUTUHAN JASMANI
• Kebutuhan jasmani berkaitan dengan struktur organ tubuh yang tersusun dalam diri manusia beserta fungsinya. Misalnya jantung
yang memerlukan oksigen, paru-paru memerlukan aliran darah, serta nutrisi-nutrisi tertentu yang diperlukan tubuh. Tubuh manusia
tersusun dari berbagai sel, dengan bentuk, warna dan tugas yang berbeda. Jumlahnya lebih dari 200 milyar sel.
• Kebutuhan jasmani memerlukan pemenuhan, baik berupa kondisi (suhu tertentu, istirahat dll), benda (makan, minum dll), maupun
aktivitas tertentu (makan, bernafas, buang hajat dll). Dorongan kebutuhan jasmani timbul karena adanya pengaruh kerja internal
organ tubuh manusia. Pada kondisi tertentu, kebutuhan jasmani ini wajib dipenuhi, sebab jika tidak dipenuhi bisa mengakibatkan
kerusakan. Karena sifat pemenuhannya yang bersifat pasti, sesuatu yang haram pun dihalalkan oleh Allah untuk orang-orang yang
membutuhkannya (keadaan terpaksa), yang dalam fiqih Islam disebut rukhshah.
3. AKAL DAN PIKIRAN
• Akal merupakan khasiyyat yang diberikan Allah SWT, dengan keistimewaan mampu mengaitkan realitas yang diindera dengan
informasi sebelumnya yang tersimpan dalam otak. Sedangkan otak pada hewan tidak mampu melakukannya, karena itu hewan tidak
bisa berfikir. Akal dibentuk melalui empat komponen, yaitu fakta (waqi'), panca indera (hawas), otak (dimag) dan informasi awal.
(ma'lumat sabiqah). Tidak ada salah satunya maka tidak akan ada aktivitas berfikir.
• Aktivitas berfikir adalah menghukumi sebuah fakta atau realitas, kadangkala seseorang berpikir secara dangkal, mendalam juga
cemerlang. Terkadang seseorang bisa berpikir lambat atau berfikir cepat. Hasil sebuah pemikiran (corak) ditentukan kaidah yang
melandasinya, bisa kaidah Islam sehingga disebut pemikiran Islam, atau kaidah yang lain.
KEBUTUHAN MANUSIA PADA AGAMA
• Beragama merupakan kebutuhan manusia dalam sepanjang sejarah kehidupan. Naluri beragama menuntut pemenuhan secara benar
yang berasal dari Zat Yang Maha Mengetahui tentang manusia, yaitu Allah SWT. Pemenuhan ini tidak mungkin diserahkan pada
manusia yang tidak mampu memahami hakikat dirinya sendiri. Karenanya, untuk keselarasan pemenuhan ini dibutuhkan aturan yang
berasal dari Allah SWT. Tidak terpenuhinya naluri beragama bisa menimbulkan kegoncangan, kegelisahan dan kekacauan.
• Selain aturan ibadah, manusia juga membutuhkan agama (Islam) untuk mengatur aktivitas kehidupannya ketika berinteraksi dengan
manusia yang lain. Maka mutlak adanya penerapan syariah yang bersumber dari akidah sebagai pemecah persoalan kehidupannya.
• Selain itu, agama memang sengaja diturunkan Allah SWT untuk manusia sebagai standar di akhirat. Di sisi lain Allah telah
menjadikan akal sebagai perubahan tanggung jawab (manath taklif), sehingga manusia diberi pilihan untuk menentukan jalan
hidupnya, baik berada dalam ketaatan dengan mengambil aturan Allah SWT., maupun maksiat atau bahkan ingkar/ kufur.
ISLAM ADALAH MAFAHIM KEHIDUPAN, BUKAN SEKEDAR MAKLUMAT.
• Mafahim Islam adalah pemikiran-pemikiran yang memiliki penunjukan nyata (bukan informasi ghaib tanpa dasar), yang dapat
ditangkap akal secara langsung selama berada dalam batas jangkauan akalnya. Namun ketika diluar jangkauan akalnya, maka
kebenaran informasi itu bisa ditunjukkan secara pasti melalui sesuatu yang sebelumnya sudah dibuktikan kebenarannya (nash yang qath'i) dengan jalan akal.
• Dengan demikian, sesungguhnya Islam baik akidah maupun syariahnya bukanlah pengetahuan yang semata-mata untuk dihafal, dan
bukan pula sekedar pemuas akal. Tetapi keduanya merupakan mafahim yang mendorong manusia untuk berbuat, terikat dan teratur
hanya padanya. Atas dasar ini, maka seluruh ajaran Islam merupakan mafahim yang mengatur kehidupan manusia, bukan sekedar informasi atau pengetahuan semata.